Thursday, February 26, 2009
biodata sawati
kos 5500 gaji 500 ptg gaji 5bln
ready dokumen for immediate submission
umur : 38 tahun
sedang cari majikan ada di malaysia sg buloh
Tuesday, February 24, 2009
Friday, February 20, 2009
biodata Anijah
Pakej Pembantu Jawa :
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln jaminan 3bln by PT diindon
tidak temasuk levi 430 fomema 190
belum ada majikan
biodata Tuninasih
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln
ada majikan, diambil agen lain
paspor dan medikal ada di jakarta
umur : 30 tahun
Thursday, February 19, 2009
biodata Vivi
Pakej Pembantu Jawa :
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln jaminan 3bln by PT diindon
tidak temasuk levi 430 fomema 190
belum ada majikan
umur : 29 tahun
biodata Luhy Sri Muliati
Pakej Pembantu Jawa :
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln(2500) jaminan 3bln by PT diindon
tidak temasuk levi 430 fomema 190
belum ada majikan
umur : 32 tahun
biodata Tuminem
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln(2500) jaminan 3bln by PT diindon
dokumen ready, ada majikan
umur : 34 tahun
biodata Hanny
Pakej Pembantu Jawa :
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln(2500) jaminan 3bln by PT diindon
tidak temasuk levi 430 fomema 190
belum ada majikan
biodata Rismawati
umur : 23 tahun
biodata Supriyanti
Pakej Pembantu Jawa :
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln jaminan 3bln by PT diindon
ditempah majikan 25/2/09
umur : 29 tahun
biodata Suwati
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln jaminan 3bln by PT diindon
umur : 34 tahun
belum ada majikan
biodata Eti Manawati
Pakej Pembantu Jawa :
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln jaminan 3bln by PT diindon
tidak temasuk levi 430 fomema 190
belum ada majikan
umur : 21 tahun
biodata Bidah
Pakej Pembantu Jawa :
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln jaminan 3bln by PT diindon
tidak temasuk levi 430 fomema 190
umur : 24 tahun
belum ada majikan
Friday, February 13, 2009
Thursday, February 12, 2009
Syarat Gantian
1. apply special pass 100 utk extend 1 bln dpt appeal letter dr Fomema
2. maid lama nak ajar maid baru handing over task
3. extend stay
Thursday, February 5, 2009
TKI Fiskal naik
Kalau tahun ini Anda rnelancong ke luar negeri dengan menggunakan pesawat udara hanya merogoh dompet untuk fiskal sebesar Rp 1 juta, maka tahun depan nanti tarif fiskalnya menjadi Rp 3 juta per orang. Untuk perjalanan ke luar negeri lewat laut tarifnya akan meroket dari Rp 500.000 menjadi Rp 1,5 juta per orang. Demikian juga dengan perjalanan via darat tarif tahun depan bakal melompat menjadi Rp 600.000 per orang.
Direktorat Jenderal Pajak memang belum memutuskan tarif itu secara resmi. "Saat ini besaran tarif itu masih digodok," kata seorang pejabat di Direktorat Jenderal Pajak, Senin (1/12). Tarif resmi itu nantinya akan tertera dalam beleid Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tarif Fiskal Luar Negeri. Ditjen Pajak dan Departemen Hukum dan HAM saat ini masih membahas rancangan PP tersebut.
Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM Wicipto Setiadi mengakui adanya pembahasan rancangan PP tarif fiskal itu. Namun Wicipto enggan menjelaskan soal besarnya tarif fiskal. "Pembahasannya belum selesai," elak Wicipto.
Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution juga tidak memberi jawaban atas konfirmasi KONTAN. Darmin hanya menyatakan, "Sebaiknya, semua wajib pajak yang ingin keluar negeri untuk membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)," kata Darmin, diplomatis.
Memang, orang yang sudah mengantongi kartu NPWP tak perlu risau dengan tarif ini fiskal sebesar itu memang hanya untuk mereka yang behmm memiliki NPWP namun suka bepergian atau berbisnis ke luar negeri. Ditjen Pajak menetapkan batas akhir pengurusan NPWP pada 31 Desember 2008 ini.
Namun orang yang baru memegang NPWP pada tanggal 31 Desember 2008 akan tetap terkena tarif fiskal baru bila bepergian pada Januari 2009. Maklum, gratis fiskal itu berlaku bila jarak antara pembuatan NPWP dengan keberangkatan ke luar negeri minimal satu bulan.
Kenaikan tarif yang besar itu adalah cara Ditjen Pajak untuk mendongkrak penerimaan pajak tahun depan nanti. Maklum target pajak 2009 nanti membengkak menjadi Rp 697 triliun dari target tahun ini yang cuma sebesar Rp 580,2 tribun.
Selain itu, kenaikan tarif ini juga untuk memanfaatkan sisa waktu penerapan fiskal yang akan berakhir pada 31 Desember 2010. Sebab mulai awal 2011 nanti, pungutan fiskal ke luar negeri sudah bebas tanpa syarat bagi semua masyarakat. Ketentuan itu adalah amanah pasal 25 ayat 8a Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepertinya tidak berkeberatan dengan kenaikan tarif fiskal sebesar 200% itu. "Kami bahkan mengusulkan kalau perlu tarifnya Rp 5 juta," kata Anggota DPR dari fraksi Golkar Melchias M. Mekeng.
Namun Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir berpendapat, untuk menaikkan tarif fiskal perjalanan ke luar negeri, pemerintah sebaiknya menyerap dulu aspirasi masyarakat. "Pungutan itu untuk apa? Sudah tidak ada lagi negara yang memungut biaya fiskal untuk bepergian ke luar negeri," kata Husna.
biodata Ai Ariani
kos urus 5500 gaji 500 sebln ptg gaji 5bln jaminan 3bln by PT diindon
tidak temasuk levi 430 fomema 190
belum ada majikan
Wednesday, February 4, 2009
100,000 Indonesian workers to be sent home
The Jakarta Post , Jakarta | Tue, 02/03/2009 9:39 PM | National
Around 100,000 Indonesian laborers in Malaysia are expected to return to Indonesia this year as Malaysia experiences an economic slowdown.
"Just before Chinese New Year, about 10,000 workers in Johor had already been sent back to Indonesia. We expect an increase in layoffs in the near future," Indonesian Ambassador to Malaysia Da'i Bachtiar said, as quoted by tempointeraktif.com.
However, Da'i added Malaysia's Human Resources minister, S. Subramaniam, had told the Indonesian Embassy that the government would try its best to reduce the numbers of workers being sent home.
He also said Malaysia was currently host to 2 million Indonesian workers, 800,000 of whom were working illegally.
"We've got more than 300,000 workers in the manufacturing sector, and a third of them will gradually be laid off," Da'i said.
Those working as domestic helpers, however, will be least affected by the economic downturn, the ambassador pointed out, "Unless their employers decide to send them home." (amr)