Wednesday, December 31, 2008

Biaya Fiskal Naik 150%

Republika, 26 Desember 2008

JAKARTA -- Masyarakat yang akan bepergian ke luar negeri tanpa memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bersiaplah merogoh kocek lebih dalam. Direktorat Jenderal Pajak telah memutuskan menaikkan biaya fiskal perjalanan ke luar negeri hingga menjadi Rp 2,5 juta.

Biaya sebesar itu untuk para pelancong yang bepergian bandar udara, dan Rp 1 juta bagi mereka yang bepergian dengan menggunakan jalur laut. Kenaikan biaya fiskal itu akan mulai berlaku pada 1 Januari 2009. Kenaikan fiskal ke luar negeri hingga 150 persen itu, menurut Dirjen Pajak Darmin Nasution, dimaksudkan untuk memaksa masyarakat yang tergolong wajib pajak membuat NPWP.

"Fiskal Rp 2,5 juta itu supaya orang lebih bersemangat membuat NPWP.Kalau dibiarkan tetap sejuta, jangan-jangan nanti orang bilang,"Daripada masuk ke sistem, kita bayar saja fiskal," ujar Darmin di Jakarta, Rabu (24/12) lalu. Ia menambahkan, aturan baru soal fiskal luar negeri ini menunggu ditandatanginya Peraturan Pemerintah yang mengatur kenaikan fiskal tersebut.

PP itu sendiri akan berlaku hingga 31 Desember 2010 dan setelah itu rencananya pemerintah akan menghapus fiskal luar negeri. Sebelumnya biaya fiskal ke luar negeri dengan pesawat udara ditetapkan sebesar Rp 1 juta rupiah. Sedangkan bagi pelintas batas negara dengan jalur laut hanya dikenakan Rp 500 ribu.

Namun masih terdapat kelompok orang yang dikecualikan dalam membayar fiskal ke luar negeri, meski tidak memiliki NPWP. Mereka adalah wajib pajak yang berusia di bawah 21 tahun, orang asing yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam 12 bulan, pejabat diplomatik, penggiat organisasi internasional, WNI yang memiliki dokumen resmi sebagai penduduk negara lain, jamaah haji, pelintas batas melalui darat, serta tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN). Masyarakat yang termasuk kategori di atas secara otomatis bebas biaya fiskal ke luar megeri.

Darmin sendiri menegaskan bahwa keputusan untuk meningkatkan biaya fiskal itu bukan bertujuan meningkatkan penerimaan pajak. "Jika semuanya sudah membuat NPWP malah bisa jadi penerimaan dari fiskal ke luar negeri ini jadi nol," ujar dia. Namun penerimaan negara yang hilang dari fiskal, ujar dia, bisa didapatkan dari pembayaran pajak masyarakat yang memiliki NPWP.

10 juta NPWP

Darmin juga menyatakan, hingga ahir Desember ini jumlah pemegang NPWP sudah tercatat 10 juta orang lebih. Lonjakan terbesar terjadi pada pengajuan NPWP baru yan terjadi di bulan ini, mengingat pada awal bulan jumlah pemegang NPWP baru 9 juta. Jumlah itu terdiri dari 1,8 juta merupakan wajib pajak (WP) besar dan WP badan, sementara sisanya adalah NPWP orang pribadi.

"Saya kira tadinya tidak menyangka akan sampai sebesar itu. Tidak ada yang membayangkan bisa seperti ini. Kita dapat 10 juta," ujar dia. Darmin mengatakan, pada bulan November lalu pertambahan jumlah pemilik NPWP baru tercatat 2,5 juta orang, dengan rata-rata pengajuan per hari 7.000 hingga 8.000 orang. Pada Desember, permintaan pembuatan NPWP itu melonjak hingga rata-rata per hari 50.000 sampai 100.000 orang. "Bahkan pernah sampai 200.000 orang dalam sehari," ujar dia.

Di tahun depan, sistem perpajakan akan memasuki tahap dua, yakni tahap perbaikan di bidang manajemen dan pengelolaan perpajakan. Empat tahun ke depan, menurut Darmin, Ditjen Pajak akan ebih fokus pada kompetensi SDM setelah sebelumnya sudah fokus ke bisnis, proses supporting dan teknologi informasi.

Hingga 22 Desember, penerimaan dari sektor perpajakan sekitar Rp 639,1 triliun (105 persen), pajak dalam negeri Rp 603,1 triliun (104 persen), Pph Rp 316,5 triliun (104 persen), pajak perdagangan internasional (bea cukai) Rp 35,9 triliun (124,1 persen), dan PNBP Rp 289,4 triliun (102,3 persen). Dari angka tersebut terlihat bahwa pencapaian penerimaan pajak telah melampaui target.

Sunday, December 28, 2008

Stamping as easy 1,2,3

KUALA LUMPUR: Stamping of documents will go online with the introduction of an e-Stamping system by the Inland Revenue Board (IRB).

To be used initially from Jan 1 for the stamping of documents for landed property, the new system will also see the end of the use of impressed stamps and official receipts.

IRB chief executive officer Datuk Hasmah Abdullah said e-Stamping would benefit those who have high volume of stamping to do such as lawyers and developers.

“Registered users will be able to print out the e-Stamp to stick on important documents. Payment for the stamp can also be made online,” she said.

Hasmah said although the e-Stamp could be printed by any printing machine, there were security features that would make it impossible to fake an e-Stamp.

“There are anti-photocopy features and a watermark appears if the stamp is printed for a second time,” she said, adding that the unique number on each stamp could also be checked online to see if it was an authentic stamp.

Those needing an e-Stamp could also get it at IRB stamp offices, she said, adding that the move was planned under Budget 2009.

Hasmah said the e-Stamping system would later be extended to cover all other important documents such as cheques, contracts and insurance policies.

She said the IRB have been managing stamps since they took over the business from the Accountant-General in 1978.

Hasmah added that the “setem hasil” (duty stamp) that could be bought from post offices was not being phased out but would get improved security features by Feb 1.

Source from The Star

Saturday, December 20, 2008

biodata Norhayati




nama : norhayati
agama : kristen
status : kahwin anak satu
asal : inderapura
umur : 38


View Larger Map

telah ditempah majikan 17/12/2008

Sunday, December 14, 2008

Migrant workers need to be seen as humans

Irene Fernandez Feb 16, 07 5:09pm
Absolute power corrupts absolutely is a common cliché that has lost its warning and interpretation with our state authorities. And this was reflected very much in the statement made by the home affairs minister in the media yesterday. The minister stated that foreign workers will no longer come under the purview of the human resources minister. This move would mean that total power and control will now be with the ministry of home affairs where foreign labour is concerned. And a bill is ready to be tabled in Parliament next month! What discussions have been held with various the communities? A quick contact with some of the source countries revealed that they do not know about this bill. If the citizens of the source countries are going to be affected and implicated by this coup led by Radzi, then they should be consulted. The home ministry has already bungled the whole recruitment and placement of foreign workers. There is absolutely no planning, no strategy, no foresight and no direction into the employment needs of the country. Policies and recruitment have been on a continued ad hoc policy.
But most of all, there has not been any transparency on how decisions are made as to recruitment and letters of demand to agencies; on MOUs signed between Malaysia and source countries and on the approval given to over 32 companies to outsource labour. Add to this the lack of transparency over the bill that will be tabled. The mess the ministry has made is reflected in the large number of undocumented workers in the country where over and over again, innocent workers have been arrested and abused while the real criminals have gone scot free. But sadly, the minister, seems to pride himself on the fact that his biggest or best output will be the arrest of 40,000 undocumented workers. And there is nothing to state how many traffickers of human persons - especially of women and children - will be punished nor how many employers will be tried. Nor of agents who have made fast buck from the poor migrant workers and have cheated them. Should not we be ashamed that we go after the most vulnerable group and hunt them down like game? Have we become so inhuman that we find it most rewarding to arrest 60,000 refugees (now seen as illegal migrants) including children whose only crime is to flee their countries for fear of persecution and political repression? Do we know how many traffickers and enforcement officers’ bank accounts have swelled because of the ministry’s non-transparent and inhuman form of arrest and deportation especially to the Thai-Malaysia border? But most of all, why is the home ministry so strong-willed in taking full control over foreign workers? Is it because there is a lot of money to be made through recruitment and through the approvals for outsourcing? Already the levy and service fees rake in billions of ringgit annually.
What does the ministry know of workers’ rights and of labour demands and increasing the skills of workers? Are they stating that they will deal with labour rights and labour disputes? The recruitment and employment of foreign workers is not just about the enforcement of the Immigration Act. Migrant workers are not tourists nor visitors. Migrant workers are here for work. Thus it is all about labour. It means the effective enforcement of the Employment Act, the Industrial Relations Act, the Occupational Safety and Health Act, the Workmen’s Compensation Act and many others. The ministry does not have the expertise to enforce these Acts. It is therefore ridiculous to see the migrant worker a purely as a foreigner. The migrant worker is recruited and brought into the country as a worker. She is not a slave. And therefore his rights as a worker and as a human being come first. Honorable Minister, let us not recruit anymore migrant workers if we cannot respect them as workers and as human beings. If we cannot do justice to the poor and the exploited, then we cannot call ourselves a nation with morals. If we want to make money, then tap the rich and the wealthy, not the poor, the hungry and the vulnerable. And finally, if we cannot pay decent wages to the worker before her sweat dries up, then set aside this opaque bill. Work towards a comprehensive Foreign Workers Act that will ensure their protection of rights, justice and integrity. We ask you to fight corruption, be transparent and build integrity. The writer is programme coordinator, Tenaganita

Saturday, December 13, 2008

Muslims maids better for Muslim kids

Husin Tapa Dec 19, 05 4:05pm
I thank everyone who accused me of being this and that following my letter to Egalitarian Malay who was angry with the Immigration Department officials who told him that he should only employ a Muslim maid to care for their child.
Despite his complaint, Egalitarian Malay contends that he knows of Malay couples who employ non-Muslim maids to look after their children. As I said, the Muslim officials of the department were merely doing their job, for obvious reasons, for their fellow Muslims. Since enforcement in this area is unheard of, nobody is going to stop them from defying this rule and do like some (liberal) Muslims have done. Other than religious reasons, I was merely trying to tell them that as Muslims, they are duty-bound to help their fellow Muslims by creating jobs. This is one of the tenets of Fardu Kifayah i.e. helping your own kind. In simple terms, charity begins at home. Isn't everybody doing it? In so far as religion is concerned, let us (hyphothetically) say, your child is cared for by a nanny up to the age of 10 or 12. Let us put aside, for a moment, the dangers of the Internet, comic books, etc. During this period the non-Muslim maid would probably teach you good English, all the English nursery rhymes, Christmas carols, help you read all the volumes of Harry Potter, Chronicles of Narnia, etc. On the other hand, a (good) Muslim maid would teach him or her how to read the Quran, how to Solat, the goodness of fasting during Ramadan and probably proper Islamic sex education. Egalitarian Malay (unless he is a Darwinist like many Malays now) surely knows that as a Muslims, there are Islamic parameters we must live by. Freedom in Islam is entirely different altogether. If some Muslims believe that Islamic freedom is very restrictive and out of date, I would say these people need to know a bit about the Jews whose Judaic laws and rules are far more restrictive than Islamic rules. Spend sometime reading about Judaic dietary rules and the rules on their rest day (Saturday).

We don’t need maid agencies as go-betweens

S Mar 16, 07 4:49pm
Why should we be paying maid agencies to do what we ourselves can do. If I’m not mistaken, farmers are encouraged not to use middlemen to dispose of their produces. I have the opportunity to get to know an agent in Indonesia who would allow me to bring in a maid. I usually call him and he prepared the traveling documents (he selects for me). He will sent the maid by bus to an agreed location where my wife and I would pick her up. Then I personally send her for a medical check-up and prepare the necessary documents required for her work visa. I do this all with the help of the immigration officers who in fact encouraged me not to use labour recruitment agents. Now my current maid is due to return home and my Indonesian agent informed me that I can no longer bring in a maid from Indonesia without going through a local agent. Why is this so? Why can’t I do it myself? Why must I pay such high agent fees? Why can't I do it my own way which is more economical? Why must I be subject to the mercy of the system? Do you know that by doing it myself, I save a few thousand ringgit. Why make me spend unnecessary money? The present arrangement by the relevant authorities is rigid and it benefits others instead of the consumers. What’s going on? Can someone please enlighten me?

Maid Agencies: Claims of high profits untrue

AP Sekalung Mar 16, 07 4:51pm
I would like to meet up with Alex Ong as regards to his claims that Malaysian maid agencies are making RM3,000 to RM4,000 per deal. Before he goes on this rampage and wild accusations, I would like to see his tabulation of fees and cost involved and the final figure. Please have your facts right before making any claims especially to the public.
I'm an owner of an agency and I know exactly how much we make after two years whenever each maid is brought into the country by us. Unlike other businesses where profits are realised after the final collection is done, ours is different.

Maid to Saudi Arabia, Kuwait, Oman, Abu Dhabi, Qatar

Managing cost from 550 usd, no salary deduction, 2year contract, salary from 800 - 1000 riyal onwards, Flight ticket borne by Employer ..

Friday, December 12, 2008

biodata Khairul Bariah


dari Medan kos 4000
telah ditempah majikan 14/12/08

Thursday, December 11, 2008

biodata Unayah



kos urus 5000 ptg gaji 5 bln gaji 500 sebln jaminan 3 bln

biodata Sumiyati


kos urus 5000 ptg gaji 5 bln gaji 500 sebln jaminan 3 bln

biodata Mimin



kos urus 5000 ptg gaji 5 bln gaji 500 sebln jaminan 3 bln

Friday, November 28, 2008

Indonesian embassy hails tough sentence


Nov 27, 08 4:14pm
The Indonesian embassy in Kuala Lumpur has welcomed the tough sentence meted out by the court against a woman who was found guilty of abusing one of its nationals.

Saturday, November 22, 2008

Malaysia, Indonesia to review foreign workers agreement

Saturday, 15 November 2008
PUTRAJAYA: Both Malaysia and Indonesia will undertake a review of the memorandum of agreement signed 11 years ago on the terms and service of foreign workers.Human Resources Datuk Dr S. Subramaniam said a joint committee would be set up between the two countries in order to look into some of the provisions and make these more in line with current practices and labour costs. “The basic principle behind the MOU on foreign workers with Indonesia will remain but we may have to look into matters such as fee structure for agents, which has more than doubled in sum since the signing.“Due to the current labour situation, some of the existing provisions have become unclear. If possible, we may have to amend these,” he told reporters after a 45-minute meeting with Indonesian Manpower Minister Erman Suparno at his office on Friday.There are presently some 2.2mil foreign workers in the country, out of which about 1.2mil are from Indonesia.Subramaniam said he also explained to the minister about the ministry’s plan to come out with a guideline on employers keeping their foreign workers’ passports, a proposed amendment to the Employment Act to provide protection to domestic maids as well as complaints of abuses by unscrupulous bosses.On the guideline on passports, he said this was now in the last stages of preparation and would make employers more responsible towards their foreign workers.“For instance, they will have to sign an agreement with their workers on holding the passports and they must also ensure that any renewal to their workers’ visas, permits or even passports be done promptly,” he said.Subramaniam said he hoped to table the proposal to amend the Employment Act, which would include domestic maids in the list of workers eligible for compensation, during this Parliament’s meeting.“I also gave my guarantee to the minister that Indonesian workers are free to lodge complaints with our Manpower Department if they feel they have been abused or cheated,” he said.On the social problems posed by Indonesian workers, Subramaniam said both he and the minister agreed on better cooperation with each other and with other agencies to curb these.“Most of the problems are created by illegal workers,” he said.
By SIM LEOI LEOIThe Star

Thursday, November 20, 2008

Jaminan Dari Agen di Indon

jaminan 3 bln terus dari agen di Indonesia

1. jika gagal fomema
2. lari atau tidak sesuai
ganti cuma kena bayar levi dan fomema dan tambang pulang ke indon

Wednesday, November 19, 2008

Biodata Rudinah




telah ditempah majikan 18/12/08 Pn Nor Azlina dari USM Penang



Telah ada majikan

Biodata Partini





View Larger Map

telah ditempah majikan 18/12/08 En Zambry dari Penang

Biodata Masiah




Telah ada majikan 18/11/08 Pn Zaiton dari Ampang, Kuala Lumpur

Sunday, November 2, 2008

Pakej Pembantu Rumah Indonesia

dari Jawa
kos urus dari RM5000
Gaji RM450 potongan gaji 5 bulan(RM2250), Jaminan 3 bulan dari Agen Indon

dari Medan
kos urus dari RM4000

Gaji RM450 potongan 3 bulan(RM1350), Jaminan 3 bulan dari Agen Indon

Sebarang perubahan harga bergantung kepada agen dari negara sumber
Tempahan RM2500,


Sila bankin
Maybank 108010960492
atas nama kamaruzzaman mohamed nasib.
keutamaan hanya untuk menempah disebabkan tenaga kerja wanita adalah terhad dari sumber buat masa ini dan sukar untuk mendapat calon calon PRT


Kaedah bayaran :

Pembayaran orang masuk bayar RM3000
baki RM1800 bila mahu submit dokumen
bayaran RM 1800 utk urusan permit, fomema dan caj perkhidmatan urusan
Deposit RM500 tidak akan dipulangkan jika ada sebarang pembatalan.

Urusan kebiasaan akan selesai dalam tempoh 4 - 6 minggu dari dapat biodata melainkan ada hal - hal yang tidak dapat dielakkan di negara sumber

Tanggungjawab mengganti adalah daripada agen Indonesia manakala sponsor di Malaysia hanya bertindak menguruskan penggantian. sponsor di Malaysia tidak bertanggungjawab untuk apa-apa penggantian wang kecuali menyalurkan wang yang telah dibayar ganti oleh agen Indonesia atau sesiapa berkaitan

Sunday, October 5, 2008

Pembantu Rumah Bermasalah

Serah pembantu rumah bermasalah

KUALA LUMPUR: Majikan yang mempunyai pembantu rumah warga asing dinasihatkan tidak mengambil tindakan sendiri jika mempunyai masalah dengan pekerja mereka.

Presiden Persatuan Agensi Pembantu Rumah Asing (Papa), Datuk Raja Zulkepley Dahalan, berkata nasihat itu bagi memastikan pembantu rumah yang mempunyai masalah tidak bertindak membalas dendam jika mereka dimarahi atau disakiti majikan.

Menurutnya, majikan perlu bersikap positif bagi mengatasi masalah itu dan tidak dipengaruhi emosi sekiranya pekerja mereka melakukan kesalahan.

“Pembantu rumah perlu dilayan dengan baik dan dianggap sebagai keluarga. Jika tidak mereka akan bertindak melarikan diri dan menyebabkan banyak perkara buruk berlaku.


“Ini termasuk mereka akan bertindak mencuri atau lebih teruk lagi akan membalas dendam sehingga berlaku kecederaan,” katanya ketika dihubungi di sini.

Raja Zulkepley berkata, sepatutnya pembantu rumah yang bermasalah itu diserahkan kembali kepada agensi yang membawanya masuk ke negara ini, untuk diberi kaunseling, sebelum diambil semula bekerja.

Beliau mendakwa pembantu rumah yang diambil melalui agensi tidak diiktiraf, berisiko melarikan diri kerana mereka pernah bekerja di negara ini.

“Bagi mengelak kejadian itu berlaku, orang ramai harus mengambil pembantu rumah melalui Papa kerana kami memastikan pekerja yang diambil berkualiti.

“Selain itu, Papa memastikan pembantu rumah diasuh dan diajar bagi memastikan mereka tidak membuat masalah,” katanya.

Menurutnya, pihaknya turut membuat pemeriksaan berkala bagi memantau keadaan pembantu rumah bagi memastikan mereka dalam keadaan baik, sekali gus mengelakkan berlakunya penderaan.

Sunday, September 28, 2008

Working long hours, and sometimes without pay, some foreign maids are nothing more than modern-day slaves

by MARC LOURDES

KUALA LUMPUR: Their jobs are supposed to include sweeping floors and cooking -- not waiting tables at restaurants, cutting hair at salons or harvesting produce at vegetable patches.Yet, that's exactly what many maids are made to do. Glorene Dass says some employers outsource their maids to family members. Many employers hire foreign women as domestic maids, but make them work in places of business. Maids, unaware of their rights or sometimes just afraid to stand up for themselves, comply and become a source of cheap, uncomplaining labour.
"Some employers engage women as domestic helpers but instead make them work in restaurants, hair salons, pasar malam stalls or vegetable and fruit farms."Sometimes, even domestic servants who work in homes are made to do dangerous work like fixing roofs or inappropriate jobs like bathing the family dog when it is against their religion to do so," said Malaysian Trade Unions Congress vice-president A. Balasubramaniam.
"In Hong Kong, Indonesian maids have their own union to help them out but here, there is no union representation at all because they are not considered as 'employees' per se. "We submitted an application to the Registrar of Societies and Home Ministry in March last year to allow them to at least form an association. "The application was rejected in September last year with no reason given."If maids are allowed to form an association, said Balasubrama- niam, they could at least negotiate better deals from employers, push for more protection from the authorities and lobby that the Employment Act be amended to include them. Tenaganita programme officer Glorene Dass recalled a case where several women were brought in as domestic servants but forced to work for more than 18 hours a day in a goldsmith factory.
"They were made to live above the factory and the windows of the factory were boarded up with plywood so that nobody from the outside could see what was going on. "The women even had to dry their laundry indoors and were locked inside when they finished work. "One of the women tried to kill herself twice just to escape the place," she said. Dass said there were also cases where the employer "outsourced" maids to other family members.

"For example, the employer would send her to work in his mother's house, and then to his sister's house. "We have had many documented cases like these."The women are never paid a single sen extra for the additional work they do. Dass said agents, when supplying maids, would tell employers that disobedient ones would be given counselling."This 'counselling' basically consists of threatening, punishing and abusing the domestic workers into toeing the line," she said. "They are threatened with the prospect of being sold into prostitution if they repeat their misdeeds."They are slapped and beaten in front of other women to make sure the rest will be intimidated," she said.Maids are stuck in a Catch-22 situation because the moment they go to the authorities, their employers or agents lodge reports against them.Their work permits are immediately revoked, making them undocumented workers and open to arrest by Immigration officers."The Employment Act gives them the right to redress but the Immigration Act takes it away by making them illegals living here," said Dass.

Monday, September 22, 2008

Filipino maids must justify higher wages, says envoy

By PAUL GABRIEL


KUALA LUMPUR: Hiring a Filipino domestic helper has been painful on the pocket with the 100% increase in wages being enforced here - now it’s “payback” time for the Philippines.

Filipino maids are being paid US$400 (RM1,372), up from US$200 (RM686), following the Philippine Overseas Employment Administration’s decision in October 2006 to standardise the minimum salary of Filipino household workers deployed overseas.

The move drew flak from Malaysian employment agencies who described the increase as too high and unrealistic.

Even Philippine Ambassador to Malaysia Victariano M. Lecaros agreed that the minimum wage set was relatively high for Malaysian employers.

He wanted his country’s domestic workers to do more to justify their high salary.

“US$400 may be cheap in Europe and North America, but that is not the case here in Malaysia. A one size-fits-all solution may not have been the best (in standardising the minimum wage worldwide),” Lecaros said in an interview.

To put right the situation, he urged Filipino domestic helpers here to do more than just simple chores like cooking and cleaning.

“For US$400, they should be able to do much more. Many of our girls are college-educated and can handle tasks like tutoring schoolchildren.

“They should also be good enough to handle specialised tasks like caring for the aged,” he said, calling on Filipino domestic workers to live up to their billing as “super maids”.

The envoy said Philippine maid agencies should also ensure that the domestic workers were well trained to handle varied tasks before despatching them here.

Employment agencies here have to sign and stamp contracts with the Philippine Embassy for every Filipino domestic worker brought in.

The contracts also state that the Filipino maid is entitled to a rest day every Sunday.

An employer, who declined to be named, said she only paid a RM400 salary for the Filipino maid she hired about 20 years ago, adding that the present rate was “not right.”

“I wouldn’t say that in terms of ability, they are that much better than Indonesian maids. The only advantage is that they speak English,” she said.

She said although she could afford to hire a Filipino maid at the present rate, she preferred to stick with her Indonesian domestic helper “who did the same chores for a much lower salary.”

Indonesian maids here are paid RM400, one-third the salary of their Filipino counterparts.

There are about 30,000 Filipinos living and working the peninsula, with an estimated 20,000 of them working as domestic helpers

Sunday, September 21, 2008

Employers can appeal fine - maids run away

Tuesday, 09 September 2008
PORT DICKSON: It is not mandatory for employers whose maids run away to pay a RM250 fine to the Immigration Department.


Its director-general Datuk Mahmood Adam said employers could always appeal if they were asked to do so.

"We will look at this on a case-by-case basis ... we understand that this is sometimes beyond the employers," he said Tuesday when closing the passing out ceremony for 281 Immigration officers.

An average of 1,000 maids run away from their employers every month. There have been reports that some agents worked in cahoots with maids, encouraging them to run away from employers after the replacement period of three months was over.

Mahmood said if employers could give legitimate reasons, they would not be penalised.

He was asked to comment on grouses from employers who not only have to part with between RM5,000 and RM7,000 for their maids but also pay a fine when their domestic helpers run away within weeks.

Admitting that the number of runaway maids was high, Mahmood said prospective employers should get their maids from agencies registered with the Immigration.

"In fact, the names of these agencies are on our website. If you take your maid from the registered agencies, it would be easier for us to monitor their track record and if they had an unusually high number of runaway maids," he said.

Mahmood said if the employers took their maids from unregistered agencies, there was little it could do.

"In a meeting with the Association of Foreign Housemaids Agencies (Papa) a few days ago, this issue of employers being penalised for their runaway maids was also raised.

"But they told us that their members do not have such problems," he said.

It is learnt that only a third of the 350 agencies registered to bring in foreign maids were under Papa.

On a separate matter, Mahmood said the Malaysian passports were of high quality and could not be tampered with.

Responding to claims by Thai authorities that fake Malaysian passports were the most seized at its Suvarnabhumi International Airport last year, Mahmood said:

"It is easy to detect a fake Malaysian passport as we have 35 security features on it. In fact, some of my officers met with our Thai counterparts to discuss this last week," he said.

Mahmood said the Government planned to enhance the security measures which include introducing the radio-frequency identification technology which allowed the movement of the passport to be tracked.

"The passport is popular because Malaysians are multi-racial. If you look at me, I can be from the Philippines, Indonesia, Thailand or even India," he said in jest.

By SARBAN SINGH-TheStar

Friday, September 19, 2008

Maid’s salary set by gov’t


Ryan Davidson | Sep 13, 04 3:14pm
I am totally in awe of the repetitive comments by Dr G Walter, Phd on the case of me paying my maid a salary of RM400 a month besides all his other comments on emigrating. For your information Walter, my Indonesian Muslim maid here is getting paid almost three times more (based on today’s currency exchange) then the average live-in maid in Indonesia.

She decided to come and work in Malaysia for economic gain for her family by sacrificing the years away from them and making money the ‘halal’ way. Ahe gets paid every month on the dot and the money is deposited into her bank account. She also receives bonuses (not part of her contract) during festive seasons, etc.

She, together with hundreds of thousands of other Indonesian maids, are working here as they have no means of getting a decent salary - which could improve their living standards - in their home country.

If you would like to pick a bone with me on this issue, then you must also pick a bone with the millions of Malaysians who hire foreign workers as maids and construction, factory, restaurant and plantation workers.

Please also do not forget the thousands of people involved in the business of supplying these workers and also the government for not setting a higher salary for the foreign workers.

I am not going to share with everyone on what my family does for my maid in return for her sacrifice to my family. It is none of anyone’s business. My children call my maid ‘akka’ which is Tamil for elder sister and they are reprimanded by my wife and myself if they misbehave towards her.

My maid is treated as a human being in my home unlike many others that you read about in the papers. My children love our maid and vice-versa. For your further information Walter, I do not determine the salary that my maid is to receive. Officially, it’s our government that sets these salary cap for them.

If you see this as a socio-economic problem, then perhaps you can start rallying for an increased salary for the hardcore poor Malaysian estate workers who are still suffering a great deal with a pitiful salary while estate owners make better profit margins to pay for their Mercedes Benzes and posh bungalows.

Compared to these estate workers, my maid is much better off as she gets a belly full of food everyday, a comfortable bed to lie on, decent clothes, personal amenities and much better working conditions.

May I further suggest that you start a campaign amongst to lobby the government to raise the minimum salary to be paid to our very own estate workers before you are irked by people like me who are paying our maids RM400 a month. I guess the plight of the estate workers has only been going on for more then two decades, which in your opinion is not a socio-economic problem.

I am curious to know if you have a maid yourself or amongst your family members and how much you are paying the maid besides whatever is stated in her contract.

Sunday, September 14, 2008

Ghaibkan Amah

Oleh Ahmad Tajol


KUALA LUMPUR: Menggunakan taktik menabur janji manis berumpankan lelaki warga Indonesia, satu sindiket dikenal pasti bergerak aktif di sekitar Puchong menjalankan kegiatan ‘mengghaibkan’ amah yang juga warga negara jiran itu daripada kediaman majikan mereka.

Sindiket yang dipercayai dianggotai lelaki warga Indonesia itu cenderung mencari amah senegara mereka berbanding pembantu rumah berasal dari negara lain seperti Filipina berikutan faktor bahasa.

Meninjau kawasan perumahan dengan menaiki basikal atau berjalan kaki bagi tujuan mengesan sama ada penduduk di situ mempunyai amah warga asing sebagai sasaran kumpulan itu, mereka sukar dikesan berikutan kebiasaannya bergerak secara berseorangan.

Sebaik mengenal pasti rumah yang mempunyai amah, ahli kumpulan terbabit akan berusaha mendekati pembantu rumah terbabit dan sebaik berjaya ‘dijinakkan’, mangsa yang tertipu akan dilarikan ahli kumpulan sindiket terbabit.

Wednesday, September 10, 2008

Additional Terms & Conditions

Indon Agency will replace run away maids within 3 months.
However, employer shall be responsible for the following cost:- a) Levy 430 (new maid) b) FOMEMA 190 (new maid) c) Personal Bond 250 (for run away maid)
2) Agency will replace maids for poor performance within 3 months. Employer will bear the following costs:- a) Levy (new maid) b) FOMEMA (new maid) c) One way ticket to her own country (for existing maid)
3) Agency will replace medically unfit maids within 3 months at no costs.

Indon Maid Services

Maid Premium Services intended to good muslim employers only

Current Maid Supply Status

Still active supplying indon maids, but as of now due to shortage, Many requests for housemaid have been turned down
Many requests for housemaid have been turned down due to the shortage supply of biodata

Monday, September 8, 2008

Maid Insurance


Maid insurance although its optional it's good to have one to save guard them

Friday, September 5, 2008

Syarat ambil amah Muslim

Bukan Islam perlu penuhi syarat ambil amah Muslim
Tuesday, 02 September 2008

KUALA LUMPUR: Persatuan Agensi Pembantu Rumah Asing (PAPA) mencadangkan majikan bukan Islam yang ingin menggunakan pembantu rumah asing beragama Islam, memenuhi dulu syarat tertentu yang ditetapkan terlebih dulu sebelum membuat permohonan. Antaranya termasuk menyediakan bilik penginapan khusus pembantu rumah berkenaan dan memudahkan untuk beribadat disusuli dengan pemeriksaan oleh pegawai penguat kuasa Imigresen bagi pengesahan syarat itu dipatuhi. Presiden PAPA, Datuk Raja Zulkepley Dahalan berkata, syarat itu dan mewajibkan majikan menandatangani surat akuan membenarkan menunaikan ibadat wajib seperti sembahyang dan berpuasa sudah lama sedia maklum oleh majikan bukan Islam."Masalahnya, ada majikan terbabit tidak mematuhi peraturan menyebabkan ramai pembantu rumah yang beragama Islam melarikan diri apabila terpaksa melakukan kerja membabitkan perkara haram di sisi Islam seperti memasak daging babi, tidak dibenar sembahyang atau berpuasa."Dalam hal ini, Imigresen sepatutnya membuat pemeriksaan dan pemantauan berkala terhadap majikan bukan Islam yang menggaji pembantu rumah Islam supaya tidak dieksploitasi untuk melakukan kerja bertentangan dengan Syarak," katanya ketika dihubungi di sini, semalam. Minggu lalu, Berita Harian melaporkan kerajaan mengetatkan syarat permohonan bagi pembantu rumah asing supaya mereka tidak dieksploitasi oleh majikan termasuk cadangan hanya membenarkan pembantu rumah beragama Islam bekerja dengan majikan Islam.Timbalan Menteri Dalam Negeri, Datuk Chor Chee Heung, berkata bagi majikan bukan beragama Islam yang mahu menggaji pembantu rumah beragama Islam, mereka wajib menandatangani perakuan pengambilan pekerja berkenaan.Mengikut peraturan, surat perakuan itu juga perlu ditandatangani Pegawai Kerajaan Kumpulan A.Raja Zulkepley mengakui ada majikan bukan Islam mengeksploitasikan pembantu rumah asing Islam dari Indonesia turut dijadikan pekerja di restoran tidak halal."Pihak Jabatan Tenaga Kerja Indonesia pernah membangkitkan kepada saya berkaitan majikan bukan Islam di Malaysia menyalahgunakan pembantu rumah Islam negara itu melakukan kerja bertentangan dengan Syarak. Mereka mahu kerajaan memberi perhatian serius," katanya.Bagaimanapun, katanya Papa tidak mempunyai statistik jumlah pembantu rumah asing Islam yang dieksploitasi majikan bukan Islam untuk melakukan kerja bertentangan tuntutan agama atau yang dinafikan hak mereka.Katanya, langkah terbaik mengatasi masalah itu ialah menetapkan supaya pembantu rumah asing yang beragama Islam hanya dibenarkan bekerja dengan majikan Islam manakala yang bukan Islam pula sebaliknya.Beliau berkata, Papa juga pernah mengemukakan permohonan meminta kerajaan membenarkan pengambilan pembantu rumah warga asing dari China dan Myanmar dibawa masuk untuk dibekalkan kepada majikan bukan Islam di negara ini."Ketika ini negara sumber baru tenaga kerja pembantu rumah asing ialah India, Vietnam, Laos dan Nepal yang diluluskan kerajaan akhir tahun lalu."Jumaat lalu Papa sudah berbincang dengan pihak Kedutaan Nepal untuk membawa masuk pembanru rumah asing dari negara itu dan beberapa persetujuan awal sudah dicapai termasuk kos membiayai kemasukan juga dijangka lebih murah berbanding dari negara sumber lain," katanya.

Thursday, September 4, 2008

Tuesday, August 26, 2008

12,000 pembantu rumah dikesan lari

Kosmo 26 Ogos 2008

KUALA LUMPUR - Seramai 12,000 pembantu rumah warga asing dilaporkan lari daripada majikan pada tahun lepas berpunca daripada perbuatan sindiket.
Timbalan Menteri Dalam Negeri, Datuk Chor Chee Heung berkata, kerajaan telah mengesan sindiket berkenaan dan sedang mengambil tindakan tegas terhadap mereka.
"Kerajaan juga akan mengesan pembantu rumah asing yang lari dan mereka akan diusir ke negara asal," katanya pada sidang Dewan Rakyat semalam.
Chee Heung berkata, masalah pembantu rumah asing yang lari bukan saja menyebabkan majikan dikenakan denda malah ia juga memberikan masalah kepada kerajaan.
Katanya, Jabatan Imigresen telah bermesyuarat dengan Persatuan Agensi Pembantu Rumah Asing bagi menetapkan jumlah bayaran yuran pengambilan pembantu rumah yang munasabah tetapi Indonesia sebagai 'negara sumber' tidak bersetuju dengan kadar bayaran yang cadangkan.
"Buat masa ini saya dapati bayaran adalah antara RM3,000 dan RM5,000 termasuk levi yang akan dibayar kepada kerajaan.
"Kalau di antara RM2,000 dan RM2,500 saya rasa munasabah," katanya.
Sementara itu, Persatuan Pembantu Rumah Asing Malaysia (Papa) menjelaskan bahawa tawaran gaji lumayan oleh sindiket yang didalangi rakyat tempatan dan warga asing yang telah mendapat taraf penduduk tetap (PR) merupakan antara faktor ramai pembantu rumah asing lari daripada majikan.
Malah Presidennya, Datuk Zulkepley Dahalan mendakwa, sindiket terbabit sejak kebelakangan ini memang rancak mencari dan memujuk pembantu rumah asing untuk dijual kepada majikan lain tanpa melalui agensi.

Friday, August 22, 2008

Choice of Hourly Maid Service

Tuesday July 1, 2008By NG SU-ANN and LOOI SUE-CHERNMORE

More People in Penang are opting to hire maids by the hour since the fees for full-time ones skyrocketed.Housewife Quah Lean Hong, 49, said she used to have a full-time maid for five years.“However, when the maid returned to Indonesia in July last year, we decided that a cheaper option was to hire a part-time maid.“We arrange for her to come in every Saturday since she’s already familiar with our house and general cleaning chores,” said the mother of three.Quah said she was now paying the agent RM40 for four hours per visit, adding that she would hire the maid for a whole day (eight hours) for spring-cleaning before Chinese New Year.Retired restaurant operator Rebecca Tan, 56, also said an hourly-paid maid was a wiser alternative as it was simply too costly to hire a full-time housemaid nowadays.“Although my agent has increased the charge for four-hour maid service from RM40 to RM42, I don't mind paying the extra money.“When I was running the restaurant years ago, I had a full-time maid to help me out. However, I had to bring with me everywhere. I also had to buy food, clothes and other necessities for her,” added the grandmother who is staying in an apartment in Island Park.Last week, Association of Foreign Housemaids Agencies (Papa) president Datuk Raja Zulkepley Dahalan warned that employers might soon have to fork out up to RM8,000 to hire an Indonesian maid.Maid agencies currently charge RM7,500 for each maid brought in from Indonesia compared with the RM6,000 fee charged early last year.Businessman Desmond Fernandez said he paid about RM4,000 for a housemaid in 2000.“Although she’s not perfect, I have learnt to live with her faults. I can’t afford to hire a new one these days,” he said.An agent who wanted to be identified as Lim said she had been supplying part-time maids for nine years and she paid more than RM9,000 to hire Indonesian maids from the agents there.“The ones benefiting from the fee increase are the agents. They take advantage of not only their customers but also of Indonesians seeking a better life in Malaysia,” he said.

Proposal recruitment domestic helpers

Sunday August 3, 2008By PAUL GABRIELKUALA LUMPUR:

Indonesia will propose amended terms for the recruitment of its domestic helpers, who form the largest number of foreign maids in the country.Topping the list will be higher wages and time off for them. A proper mechanism will also be sought to resolve disputes between the helpers and their employers.The amendments to a labour memorandum of understanding signed between both countries in 2006 involving domestic helpers will be presented at a coming consultation between both sides that Malaysia will host.The Indonesians wanted to set a minimum wage of RM500 for their domestic helpers then, but agreed to back down after this condition was rejected by Malaysia.Indonesian domestic helpers, who number about 300,000 here, are mostly being paid between RM400 and RM500 monthly. An Indonesian embassy official said the latest wage increase being sought would likely be between RM50 and RM100. Indonesian ambassador to Malaysia Da’i Bachtiar, who confirmed the amendments, said the rising cost of living had also affected Indonesians working in Malaysia.“If costs are rising here due to higher fuel prices and food prices are going up, then our workers too should be entitled to what is deemed fit by the Malaysian Government,” he told The Star in an interview.Bachtiar, the republic's former national police chief who was posted here in May, said time off was also being sought.“We also want a system in place whereby if an employer accuses workers of any wrongdoing the issue will be handled with fairness,” he added.On the high fees being paid to agents by employers seeking Indonesian domestic helpers, despite Malaysia capping recruiting and processing fees for such workers at RM2, 415 in 2006, Bachtiar said he agreed that Indonesian agents were “asking too much.”He said many Indonesian agents also did not train domestic helpers for the chores they were expected to do here.“What I am going to do to such agents is to get Jakarta to blacklist them. We will ask Malaysian agents for feedback as to who the errant agents on our side are. We will pass this information to the authorities in Jakarta,” he added.

Tuesday, July 22, 2008

PERLINDUNGAN PEMBANTU RUMAH INDONESIA

PERLINDUNGAN PEMBANTU RUMAH INDONESIA
DI MALAYSIA: ANTARA FANTASI DAN REALITI

Sunday, July 20, 2008

Kaedah Kaedah Menangani Pembantu Rumah Tangga

Kaedah di bawah mungkin banyak dapat membantu anda dari segi untuk memahami kehendak pembantu dan mengurangkan jurang perbezaan budaya terutamanya sepanjang tempoh penyesuaian dengan budaya kita

1) Benarkan pembantu menghubungi warga di Indonesia apabila tiba memulakan kerja dirumah majikan. Kod panggilan murah Celcom 1310062xxxxxx Maxis 1320062xxxx. Digi 0062... @ +62 Biasanya hp bermula dengan 8xxx . jika nombor yang diberikan bermula 08xx, abaikan 0. Contoh : 081375869008 ditukar kepada 132006281375869008 .
2) Pastikan makanan ruji (nasi) yang mencukupi untuk pembantu. Majikan selalu mengharapkan pembantu membuat seperti rumah sendiri. Sebaliknya pembantu biasanya segan silu untuk makan apatah lagi dengan kehadiran majikan. Bertanyalah sekiranya pembantu belum makan dan suruhlah mereka makan dan rehat walaupun kadang-kadang mereka segan.
3) Pastikan rehat dan tidur yang mencukupi untuk pembantu. Pembantu biasanya segan untuk berehat dengan kehadiran majikan.Waktu bekerja kelazimannya mulai 5.30 pagi hingga 10.00 malam. Rehat sewajarnya dalam tempoh itu.
4) Cuti sehari seminggu seperti peraturan imigresen boleh diganti dengan bayaran ganjaran sewajarnya oleh majikan seperti pemberian bonus pada akhir tahun atau cuti bergaji penuh pada akhir tahun. (misalnya pembantu balik bercuti awal sebulan daripada tamat kontrak).
5) Majikan sebaiknya jangan membawa masalah dan tekanan ditempat kerja ke rumah sehingga bertindak kasar dengan pembantu kerana masalah di tempat kerja.
6) Pembantu adalah manusia biasa yang bersosial. Jangan menyisihkan pembantu dan anggap mereka sebahagian dari keluarga yang harmoni. Jika membeli belah, jangan hanya dibeli untuk kita sekeluarga sahaja. Beri mereka makan apa yang kita makan. Jangan sampai kita kenyang mereka lapar, kita gembira mereka bersedih, kita makan mereka lihat sahaja.
7) Jangan mudah menengking dan meninggikan suara jika pembantu membuat kesalahan. Pembantu mungkin sensitif tetapi memendam rasa. Mereka manusia biasa yang ada perasaan dan perlu dihormati sebagai pekerja. Ajari dan teguri mereka secara berhemah.
8) Selalu bertanya keperluan asas mereka seperti perubatan, ubat dan berus gigi, sabun, tuala wanita dan lain-lain. Mereka mungkin segan untuk memberitahu majikan. Jangan sampai sehingga mereka mencuri guna barang majikan. Perbelanjaan keperluan asas, perubatan dan urusan permit mereka adalah tanggunggan majikan.
9) Pastikan pembantu tidak terlalu bebas. Pantau segala pergaulan sesama mereka mungkin mereka selalu bercakap perkara buruk tentang majikan dan membanding-banding. Tidak digalakkan pembantu memiliki handphone kecuali dirasakan sangat perlu. Awasi penggunaan dan bil telefon rumah anda.
10) Awasi pembantu sekiranya terdapat pekerja Indonesia yang berhampiran biasanya pekerja kontrak. Pembantu boleh cepat terpengaruh dengan pujuk rayu lelaki. Jangan mudah percaya jika pembantu mungkin menyatakan mereka adalah saudara terdekat.
11) Awasi jika ada sindiket yang mendekati pembantu menawarkan pendapatan yang lumayan, memujuk pembantu melarikan diri.
12) Keinginan untuk bersosial dan menikmati seks adalah naluri biasa manusia, namun pantau agar ianya berada di landasan yang dibenarkan syarak. Jangan sampai tindakan mereka melampaui batas seperti bergaul atau berkhalwat dengan bukan muhrim.
13) Jangan terlalu percaya kepada pernyataan pembantu rumah. Pembantu mungkin tidak bercakap benar demi menyembunyikan kesilapan dan kelemahan kerana mungkin takut kepada majikan.
14) Jangan menimbulkan kesangsian yang sembarangan kepada pembantu kerana ia akan menimbulkan ketidakselesaan untuk pembantu bertugas seterusnya. Sediakan bukti yang kukuh jika terdapat kes-kes kehilangan barang atau kes-kes lain.
15) Simpan passport dan buku bank pembantu ditempat yang selamat jangan sampai diambil oleh mereka. Passport jatuh ke tangan pembantu adalah peluang untuk berlakunya kes lari.
16) Majikan perlu membuka akaun bank, disarankan nama bersama majikan dan salah satu untuk transaksi. Tunjukkan resit kemasukan duit pada setiap bulan.
17) Jika pembantu menyatakan keinginan untuk pulang ke Indonesia kerana sebab-sebab yang dinyatakan, awasi, mungkin dia mempunyai masalah lain dengan majikan dan tidak akan kembali lagi.
18) Jika perlu pegang gaji pembantu sekitar 3 bulan gaji untuk mengelakkan kes-kes lari. Kadang-kadang pembantu memerlukan pinjaman daripada majikan untuk dihantar ke Indonesia, bersederhanalah dalam menghulurkan pinjaman tersebut.
19) Kebanyakan pembantu adalah daripada golongan miskin dan perantau mencari rezeki yang halal. Berlebih kuranglah dalam urusan kewangan dengan mereka, jangan terlalu berkira, semoga kita dimurahkan rezeki oleh Allah. Anggap yang kita terlebih beri sebagai sedekah atau sebahagian zakat.
20) Pembantu anda adalah manusia yang unik sifat-sifat dan kebolehan masing-masing. Elakkan membanding-bandingkankan dengan pembantu sebelumnya atau pembantu orang lain yang lebih baik.
21) Pembantu biasanya adalah golongan yang kurang berpendidikan dan taraf sosio ekonominya rendah. Majikan harus faham keupayaan pembantu dan janganlah mengharapkan sesuatu yang melebihi kemampuan pembantu. Tatacara bekerja disetiap rumah juga adalah berbeza. Ajarlah pembantu dengan jelas dan sabar. Kadang-kadang pembantu perlu diajar berulangkali tentang sesuatu perkara.
22) Jangan memberi kepercayaan 100% kepada pembantu tentang perkara yang kritikal seperti keselamatan. Contohnya anda perlu sekali-sekala memantau adakah pintu, tingkap atau pagar telah dikunci sebelum pergi tidur, penjagaan barangan elektrik dan aspek-aspek keselamatan lain.
23) Sesetengah pembantu kurang memahami bahasa Melayu terutama daripada Jawa. Kadang-kadang mereka kurang memahami arahan majikan dan istilah bahasa Malaysia tetapi takut untuk bertanya. Perkataan tuala=anduk, sudu=cedok, tembikai=semangka, handphone=hape, perempuan=cewek, lelaki=cowok, teman=pacar. Berhati-hati menggunakan istilah sedekah=mengemis. Teliti semasa komunikasi bagi mengelakkan salah faham.
24) Ajari pembantu tentang budaya kita Malaysia dan fahami perbezaan budaya mereka. Pegangan agama mereka kadang-kadang lebih longgar. Seperti bersalaman lelaki dan perempuan amalan biasa di Indon sebagai tanda hormat. Tunjukkan cara berpakaian yang sopan dan beli pakaian yang sesuai untuk mereka jika perlu. Awasi jika ada pengamalan tahyul dan syirik atau merokok.
25) Awasi tahap kebersihan dan ajari langkah keselamatan terutama dalam penggunaan barangan elektrik jika perlu. Setengah rumah pembantu di Indonesia tidak berelektrik. Awasi pintu kereta yang selalunya tidak bertutup rapat.
26) Jangan mendera secara fizikal,emosi atau mencabul, ia boleh memudaratkan majikan sekiranya laporan dibuat kepada konsulat atau polis.Penggunaan bahasa kesat dan ugutan oleh majikan adalah contoh penderaan emosi yang sering berlaku.
27) Jangan terlalu memandang rendah kepada mereka kerana kita memerlukan khidmat mereka. Anggap mereka sebagai pembantu dan bukan orang suruhan. Jangan menghina atau memperli bangsa mereka dihadapan mereka kerana ini akan menimbulkan kebencian mereka kepada kita.
28) Layan pembantu dengan baik seperti mana kita mahu majikan kita berlaku baik kepada kita. Keseronokan mereka untuk bekerja dan berkhidmat dengan kita harus dipupuk supaya majikan dan pembantu sentiasa mempunyai hubungan yang baik , balasannya kita akan rasa anak-anak dan hartabenda kita sentiasa selamat .
29) Pembantu mungkin terasa tersinggung dengan kata-kata kesat anak-anak kita walaupun masih kecil. Pembantu mungkin tidak berani menegur anak-anak sebaliknya memendam rasa. Tegur anak-anak jika perlu. Pembantu juga mempunyai hak perlindungan daripada majikan sepertimana anak-anak berhak mendapat perlindungan.
30) Barang berharga seperti barang kemas harus disimpan dengan baik bagi mengelakkan kes kecurian. Jika pembantu hendak pulang sebaiknya periksa beg pembantu dan barang simpanan kita sebagai langkah keselamatan jika dirasakan perlu. Jangan terlalu percaya walaupun pada zahirnya pembantu nampak baik dan alim. Jangan pula terlalu cemburu dan mencurigai sehingga menimbulkan rasa tidak selesa bagi pembantu.
31) Anda tidak perlu menguji kejujuran pembantu, kebanyakan mereka adalah tidak jujur. Bayangkan mereka adalah daripada golongan bawahan dan anda perlu mengakui banyak kelemahan mereka.
32) Majikan tidak digalakkan memberi pelepasan cuti pembantu dan bermalam ditempat lain. Rancang cuti bersama pembantu atau tinggalkan pembantu dirumah saudara terdekat jika perlu. Pergaulan pembantu yang luas biasanya mengundang masalah.
33) Pemberian hadiah adalah kaedah terbaik dalam memupuk kemesraan dan kasih-sayang antara seorang majikan dan pembantu.Lakukan yang anda fikirkan terbaik kerana pembantu adalah asset anda. Pemurahlah dengan orang yang sebenarnya banyak membantu kehidupan kita kerana mereka penjaga pada anak kita masa kita bekerja. Layani mereka sebagai seorang yang banyak berjasa kepada kita sekeluarga.
34) Elakkan pergaduhan dan pertengkaran yang berlanjutan dengan pembantu kerana ianya mengaibkan. Mereka kadang-kadang nekad untuk melarikan diri apabila terasa tersisih/tidak dihargai oleh majikan. Sebagai majikan gunalah kebijaksanaan dalam menyelesaikan sebarang masalah.
35) Majikan harus tegas dalam hal yang perlu tetapi mesti menjadi majikan yang penyayang dan berhati mulia bagi menimbulkan seseronakkan bagi pembantu bekerja dalam tempoh kontrak kerana ia suatu jangkamasa yang agak lama.
36) Bayaran kos perubatan di hospital kerajaan untuk pekerja asing adalah tinggi. Untuk kes kematian bayaran menghantar jenazah disekitar RM4000 atau lebih. Mengambil insurans akan mengurangkan beban majikan. Bayaran insurans Takaful Nasional adalah RM60 setahun.

37) Pembantu adalah manusia biasa yang mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Amat sukar untuk mencari pembantu yang sempurna. Pembantu muda mungkin senang mengikut arahan tetapi mungkin cepat terpengaruh dengan lelaki. Pembantu tua mungkin kurang terpengaruh dengan lelaki tetapi kadang-kadang sukar untuk memahami arahan.
38) Berusahalah mendidik pembantu terutama tentang solat dan membaca al-Quran..Kebanyakan pembantu agak daif dalam hal ini. Paling tidak bersama-samalah membaca Yasin dengan ahli keluarga pada setiap malam jumaat.
39) Tunjukkan kasih saying dan perihatin anda kepada pembantu seperti mereka sebahagian daripada keluarga kita. Ambil berat tentang kesihatan dan kebajikan mereka.
40) Ingatlah segala pemberian,layanan,tuturkata dan perbuatan baik kita terhadap pembantu takkan sia-sia dan pastinya akan mendapat ganjaran yang sawajarnya di akhirat nanti. Sebaliknya juga.Pembantu adalah asset anda. Uruskan mereka dengan baik dan kita memperolehi pelbagai manafaat daripadanya. Sekiranya kita tidak menguruskan dengan baik tidak mustahil kita akan kehilangannya..
Semua ini hanyalah sebagai panduan sahaja. Ianya mungkin adalah berdasarkan pengalaman atau pengamatan semata-mata dan mungkin sesuai, mungkin tidak. Majikanlah orang yang paling sesuai menilai bagaimana cara terbaik menangani kerenah pembantu rumah masing-masing.

Monday, July 14, 2008

The Art of Managing House Maid

. assist them to overcome culture shocking
. room for improvement
. pls guide coach them .. dos and dont repeatedly
. treat them as human
. never left them in the dark

Sunday, July 13, 2008

Pendoman - buat majikan - budaya yang berbeza

Mempelajari dan cuba memahami sesuatu yang remeh tetapi perlu akan membantu untuk menempatkan orang yang tepat di tempatnya. Dengan itu untuk mengenali watak sebahagian dari orang yang kita anggap sebagai serumpun dengan kita akan dapat menolong dalam memilih dan mengurus orang yang kita ambil untuk bekerja dan tinggal di dalam rumah kita.Indonesia terdiri dari pelbagai suku bangsa dan setiap suku bangsa ini mempunyai watak yang tersendiri. Pembentukan watak ini dipengaruhi oleh kepercayaan, persekitaran, sejarah, pola makanan, bentuk muka bumi dan sebagainyaSesuatu yang baik bagi rakyat Malaysia belum tentu baik bagi mereka, dan begitulah sebaliknya.Hakikatnya pembantu rumah Indonesia di Malaysia mendapat layanan yang jauh lebih baik dari majikan berbanding dengan mereka yang bekerja di negara mereka sendiri. Pembantu rumah di Malaysia makan apa yang kita makan, tidur di bilik yang selesa, cuci baju menggunakan mesin basuh, masak menggunakan dapur gas/elektrik, pergi kemana-mana bersama majikan malahan boleh makan semeja dengan majikan.Adakah layanan sebegini akan dinikmati sekiranya bekerja di negara sendiri? Sedangkan hakikatnya pembantu rumah di Indonesia makan tidak menentu, seringkali lauk majikan tidak sama dengan lauk pembantu. Selagi kerja tidak diselesaikan jangan harap dapat berehat, cuci baju dengan tangan, kalau majikan makan pembantu berdiri di tepi meja menunggu arahan. Kalau dipanggil majikan dijawab dengan sopan, 'ya pak' 'ya bu' 'ya tuan' ' ya nyonya'. Kalau lalu di depan majikan tunduk dengan hormat dan semakin kaya majikannya semakin tunduk dan semakin sopan bila bercakap.Pendek kata dengan gaji yang murah sekitar Rp100 hingga Rp200 ribu sebulan mereka memberikan perkhidmatan kelas pertama yang kerjanya tidak tertanggung oleh badan mereka.Persoalannya mengapa mereka begitu patuh walau diperlakukan sedemikian rupa ? Sedangkan apabila bekerja di Malaysia dengan gaji yang mahal dan dilayan begitu berhemah oleh majikan mereka memberikan perkhidmatan yang begitu mengecewakan. Kenapa wujud watak yang berbeza bagi jawatan yang sama didua tempat yang berbeza.Terdapat banyak sebab yang mempengaruhi perlakuan manusia tetapi kebanyakan majikan di Malaysia tidak begitu memahami watak dan sikap suku bangsa yang boleh bekerja sebagai pembantu rumah.Majikan di Indonesia hanya mengambil suku bangsa Jawa dan suku bangsa Sunda sebagai pembantu rumah kerana mereka mempunyai watak dan sikap yang sesuai dengan pekerjaan itu. Di Indonesia kita akan melihat sesuatu pekerjaan adalah berdasarkan kepada sesuatu bangsa. Contohnya orang Jawa dan Sunda sebagai pembantu rumah, orang Padang berniaga, orang Batak pemandu bas mini, pengawal pusat hiburan, penagih hutang, orang Nusa Tenggara Timur, Lombok dan sekitarnya sesuai di sektor perladangan dan pembinaan.Majikan perlulah memahami dan mempelajari serta mengenali siapa yang sebenarnya dikatakan pembantu rumah Indonesia. Perkara utama yang perlu diketahui majikan adalah kebanyakan pembantu rumah Indonesia mempunyai tahap pendidikan yang rendah, berasal dari kampung yang mundur dan miskin.Tahap pendidikan yang rendah menyebabkan mereka tidak dapat memahami sesuatu arahan dengan tepat dan cepat. Mereka juga kurang memahami Bahasa Indonesia dan kebanyakan mereka menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa utama. Untuk memahami bahasa mereka sahaja susah apatah lagi memahami bahasa orang lain. Jika kesilapan yang dibuat berulang-ulang maka kemungkinan besar ia berpunca dari masalah komunikasi.Seperkara yang perlu diambil perhatian adalah hubungan antara majikan dan pembantu rumah haruslah dikekalkan sebagai sebagai hubungan pekerja dan majikan. Mereka wajar dihormati tetapi kebaikan anda sebagai majikan perlulah ada sempadannya.

Friday, July 11, 2008

PAPA cadang had usia amah 18 tahun

Written by Administrator
Saturday, 05 July 2008
Langkah untuk tarik pekerja asing lebih muda, cergas
KUALA LUMPUR: Persatuan Agensi Pembantu Rumah Asing (PAPA) meminta kerajaan menurunkan had umur pekerja asing bagi sektor pembantu rumah daripada 21 tahun kepada 18 tahun.
Presidennya, Datuk Raja Zulkepley Dahalan, berkata langkah itu bagi membolehkan lebih ramai rakyat asing bekerja di sektor itu di sini, khususnya yang muda dan cergas.
Beliau berkata, dengan cara itu juga kerajaan akan dapat menyelaraskan had umur pekerja asing di sektor lain seperti peladangan, perkhidmatan dan pembinaan yang ketika ini dibenarkan pada umur 18 tahun hingga 45 tahun.
"PAPA sudah menghantar memorandum cadangan itu kepada Kementerian Sumber Manusia, Rabu lalu, termasuk meminta kerajaan memperluaskan negara sumber pembantu rumah asing.
"Kita berharap kerajaan menimbang secara positif cadangan ini dan berbincang dengan kerajaan negara sumber supaya penyelarasan had umur bagi pembantu rumah dapat dilakukan," katanya kepada Berita Harian di sini, semalam.
Ketika ini kerajaan menetapkan had umur bagi pembantu rumah warga asing ialah 21 tahun dan tidak lebih 45 tahun.
Dianggarkan kira-kira 350,000 pembantu rumah warga asing berdaftar dengan Jabatan Imigresen sehingga kini.
Ditanya negara sumber baru untuk sektor pembantu rumah, Raja Zulkepley berkata, PAPA meminta kerajaan membenarkan tenaga kerja itu diambil dari China dan Myanmar.
Katanya, permohonan itu juga bagi menampung kesukaran mendapatkan pembantu rumah Indonesia sekarang dan semakin mahal sehingga melebihi RM4,000 seorang dikenakan ejen di negara itu tidak termasuk kos pengurusan di Malaysia.
Katanya, kemasukan pembantu rumah Indonesia sekarang juga merosot sehingga 60 peratus berbanding 7,000 orang sebulan awal tahun ini.
"Sebab itu, PAPA memohon dengan kerajaan supaya membenarkan pengambilan pembantu rumah asing dari China untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat daripada majikan tempatan," katanya.
Bagaimanapun, katanya, Vietnam sebagai negara sumber baru pembantu rumah asing bersedia membekalkan tenaga kerja berkenaan.
"Saya sudah berbincang dengan pihak berkuasa kedutaan Vietnam di sini minggu lalu dan kerajaan negara itu bersetuju membekalkan tenaga kerja pembantu rumah ke Malaysia.
"Sebagai permulaan 20 agensi pembantu rumah asing yang hanya menjadi ahli PAPA dibenar membawa masuk pembantu rumah dari negara itu," katanya.
Oleh Aman MaamorBerita Harian, 5 Julai 2008
Allow maids from China, Myanmar

Written by Administrator
Friday, 27 June 2008
KUALA LUMPUR: The Government must seriously consider allowing in maids from China and Myanmar as recruitment agencies in Indonesia have pushed the fees so high that it may reach an astonishing RM8,000 soon.“We know some quarters are against hiring maids from China, fearing it may spark social problems and marital havoc.“But, we have reached a point where we either continue to quietly suffer and pay the increasing rates imposed by Indonesian agents or, we try out maids from China,” said Association of Foreign Housemaids Recruitment Agencies (PAPA) secretary Foo Yong Hooi.He added that there was a ready market for maids from China. Employers, especially those in the higher income bracket, had asked local agencies to hire such maids for them because of the similarity in language and culture.Foo said he understood the concerns raised and suggested a trial period. The Government could allow in 5,000 maids from China and monitor the development.“We can impose conditions, such as the consent of wives and a minimum age requirement for the maids,” said Foo.He added that maids from China could be sourced from the northern provinces such as Szechuan and Wunan. Foo estimated the monthly salary would have to be about RM1,000.He also urged the Government to consider maids from Myanmar. Currently, only male general workers are allowed to work here.By LOONG MENG YEEThe Star, 27June 2008

Friday, June 27, 2008

Indonesian maids may soon cost more

By ANDREA FILMER
GEORGE TOWN: Maid fees have skyrocketed in the past year and there seems to be no end in sight.
Association of Foreign Housemaids Agencies (Papa) president Datuk Raja Zulkepley Dahalan warned that employers may soon have to fork out up to RM8,000 to hire an Indonesian maid.
Maid agencies currently charge RM7,500 for each maid brought in from Indonesia compared with the RM6,000 fee charged early last year.
“The situation is beyond our control. Our country is now last on the priority list of Indonesian maid agencies because of the low wages Malaysians pay,” Raja Zulkepley said when contacted.
Indonesia was the main supplier of maids in the country, accounting for 94.8% of some 330,000 registered maids, he added.
“Taiwan employers offer Indonesian maids RM2,400 a month while basic salaries are around RM1,700 in Hong Kong. Even Singapore and Brunei pay about RM700 to RM800, so it is no surprise that maids are flocking to other places,” he said, adding that Indonesian maids were paid about RM550 monthly in Malaysia.
Currently Malaysia's demand for maids clearly outstripped the supply, he said.
Rising global petrol prices was also a factor, as Indonesian maid agencies had increase their fees by about 30% at the beginning of this year.
“Of the fees charged to employers, RM2,415 goes to the local agency, about RM3,300 covers the maid’s salary for the first six months of service and the remainder goes to the Indonesian maid agency.
“RM2,415 is the standard rate of Papa’s registered agency fees but with rising costs of transport and lodging, it is unlikely that this figure will stay the same,” said Raja Zulkepley.
He appealed to the Federal Government to help the local maid industry by reducing documentation fees, the levy imposed on an employer’s second or third maid, and urged authorities to come down hard on illegal maid agencies.
When contacted, Penang Domestic Trade and Consumer Affairs Committee chairman Abdul Malik Abul Kassim said it was time Malaysian agents begin sourcing maids from countries like Myanmar or Laos.
“Agents may need to spend some money training these maids, but it might prove to be more cost-effective in the long run,” he said

It's illegal to get own maids

Thursday, 26 June 2008
KUALA LUMPUR: The higher cost of hiring maids from Indonesia has prompted some Malaysians to take the easy way out – to go to the source country and bring home a maid.But this has proven to be a costly affair for some. They have been caught by Indonesian authorities just before departing and had to pay dearly for their ignorance.Malaysian ambassador to Indonesia Datuk Zainal Abidin Zain said a Malaysian was detained for three months in Sumatra because he failed to get the proper document to bring an Indonesian maid back.Another was remanded in Jakarta recently but was released after one day. He declined to give details.“We’re getting reports of some Malaysian employers coming to Indonesia to personally hire a maid. This is made possible as their relatives may be living and working in Indonesia, thus making it easy to hire one and bring the maid home.“The problem is their act is illegal as it contravenes Indonesian regulations which require all Indonesian workers to be employed through appointed labour agencies. These agencies will process the necessary documentation,” he said when contacted yesterday.Zainal Abidin said he wanted to caution other Malaysians that should they be detained for a similar offence in future, they could be charged for human trafficking.“I want Malaysians to be aware of the proper procedures. They can check with either the Malaysian embassy or the Indonesian embassy in Jakarta on the guidelines,” he added.Zainal Abidin also said the Indonesian government has proposed a review on the MoU to bring in maids to Malaysia.“The RM3,700 recruitment fee for levy, travel, documentation and others is no longer feasible.“There is an additional cost involved now as the Jakarta agents have to search for maids in the interior. Their search costs money,” he said.
By MERGAWATI ZULFAKAR
The Star, 26 June 2008

Wednesday, June 25, 2008

Soalan Bonus untuk Maid

Amah…oh…Amah…Krisis dan Cabaran

Dah mop lantai, dah cuci bilik air, dah basuh baju, dah lipat kain, dah gosok baju, anak-anak dah mandi, dah masak ker belum… itulah tugasan-tugasan yang perlu dilakukan "basic checklist" atau “KPI” oleh semua pembantu rumah.

Berbagai cerita dan peristiwa telah berlaku yang melibatkan pembantu rumah dan tuan rumah. Pembantu rumah larilah, malas kerjalah, bermain kayu tiga dengan tuan rumah. Manakala, terdapat juga kes-kes yang mengatakan tuan rumah mendera pembantu rumah dan sebagainya. Itulah asam garam dan peristiwa yang berlaku melibatkan pembantu dan tuan rumah.

Untuk mendapatkan seorang pembantu rumah, majikan atau tuan rumah terpaksa mengeluarkan beribu-ribu ringgit sehingga mencecah RM5,000 ke RM7,000. Manakala gaji yang diminta kini telah menjangkau RM450. Itu pembantu rumah dari Indonesia. Kalau dari Filipina katanya sudah menjangkau RM800 sebulan. Satu pelaburan yang agak besar dan terpaksa bertungkus-lumus untuk menyimpan sejumlah wang. Jikalau pelaburan yang dibuat itu mendatangkan hasil iaitu menepati ciri-ciri seorang pembantu rumah seperti yang diharapkan, tidak mengapa. Tapi bagaimana pula jika hanya beberapa minggu atau bulan, akhirnya pembantu rumah itu lari. Nescaya kemarahan dan kerugian akan hadir dalam diri tuan rumah. Pasti sumpah seranah dan geram berbuku akibat peristiwa yang berlaku. Kalau mereka lari begitu sahaja tak apa, tapi lari dengan mencuri barang-barang berharga dan meninggalkan anak-anak kecil sehingga menyebabkan kecederaan atau kematian akan menjadi lebih hura hara dan hiba. Hancur sudah perasaan yang dipasang oleh tuan rumah untuk mempercayai pembantu rumah bagi menjaga anak-anak ketika keluar bekerja mencari rezeki tapi sebaliknya musibah yang menimpa. Jika kejadian pembantu rumah lari, alamat hanguslah sudah wang yang telah dilabur dan terpaksa mengumpul semula. Bagi yang kaya mungkin tak terlalu sukar, tapi yang kurang berkemampuan, tergagau-gagau jugalah nak cari duit sebanyak itu.
Dalam menghadapi krisis dan cabaran yang dilalui, apakah faktor yang menyebabkan perkara ini berlaku.
Kenapa pembantu rumah ini sanggup bertindak zalim dan menyakitkan hati tuan rumah yang sudah bertungkus lumus membiayai dan mengeluarkan sejumlah wang yang banyak?
Apakah peristiwa atau perkara-perkara yang berlaku, lantas pembantu rumah itu lari?
Siapakah mangsa sebenar jika pembantu rumah yang lari? Majikan atau Agensi..
Siapakah dalang atau adanya sindiket yang menyebabkan pembantu rumah lari?
Apakah tindakan pihak berkuasa dalam menangani perkara ini?
Peranan tuan rumah yang lebih efektif dalam menangani dan mempastikan pembantu rumah tidak lari?

Tidak disangkal lagi, pembantu rumah yang datang ialah mereka mempunyai tahap ilmu pengetahuan yang sangat rendah. Mungkin mereka terkejut dengan persekitaran yang agak berbeza di sana yang miskin dan kurang segala-galanya. Bagi mengadaptasi mungkin mengambil masa yang lambat sedikit. Ada yang terkehadapan atas sebab pengalaman bekerja sebelum ini. Akan menyebabkan mereka “kerek” sedikit.

Pengurusan emosi dan cara easy komunikasi antara perseorangan dengan efektif adalah sebaiknya. Memahami dia sebagai manusia yang penuh kekurangan dan kita sebagai majikan yang perlu mengajar dengan penuh kesabaran dan tegas. Ada kata-kata mengatakan “closed one eyes” atas kerja-kerja jika tidak sempurna. Harus terus menerus diajar dan dibimbing dengan betul.
Peranan pihak berkuasa bagi memastikan penguatkuasaan undang-undang dengan lebih ketat. Tegas dalam memberi denda. Memerangi sindiket yang didalangi warga tempatan dan warga Indonesia sendiri. Rancangan yang disusun oleh agen atau dalang tersebut ialah menawarkan kerja dengan gaji yang lebih lumayan di tempat lain seperti di kedai atau restoran. Ianya satu keuntungan lumayan “menjual” pembantu-pembantu rumah sehingga mereka sanggup untuk lari menjadi pendatang tanpa izin kemudiannya. Namun, ada yang memang menanti untuk masuk menjadi pembantu rumah dan selepas itu bercadang lari. Dengan itu, pihak berkuasa harus lebih konsisten, tegas dan mencari mekanisma tertentu bagi menangani kejadian pembantu rumah lari.
Majikan atau tuan rumah, kadang-kadang dikatakan juga punca kenapa pembantu rumah lari. Antara puncanya ialah kes dera dari segi mental dan fizikal, pencabulan dan rogol. Dengan itu, pasti mereka akan mengambil tindakan untuk lari secara nekad.
Di dalam senario pengambilan pembantu rumah dan urusan yang melibatkan manusia sebenarnya agak sukar mencari jalan penyelesaian. Tiada jaminan yang khusus atau tepat bagi memastikan agar pembantu rumah tidak lari serta majikan tidak mengalami kerugian dan nasib malang. Ianya melibatkan persefahaman dan kesabaran daripada pembantu rumah dan majikan apakah, niat sebenarnya. Jika pembantu rumah, datangnya dia ke sini adalah mencari rezeki dan menolong keluarga di Indonesia. Harus peringatkan mereka tujuan kedatangan mereka ke sini. Manakala majikan ialah bagi meringankan beban di rumah ketika keluar mencari rezeki untuk keluarga. Bukan semua kerja-kerja harus mereka lakukan. Mereka juga manusia. Jikalau kita, mampukah semua tugas rumah dilakukan dengan sempurna dalam satu hari?
Dia manusia, kita manusia, sikap tolenrasi adalah penting. Jika masalah pembantu rumah sering lari akan menyebabkan kebanjiran lebih banyak pekerja asing ke Malaysia mungkin mencorakkan masalah sosial kehidupan yang tidak elok di masa hadapan untuk rakyat dan negara kita.

Tips Manage Maid wisely

SEJAK akhir-akhir ini kita banyak mendengar tentang pembantu rumah diperlakukan sewenang-wenangnya oleh majikan tanpa belas kasihan. Sebenarnya kehadiran mereka di tengah-tengah keluarga kita adalah untuk membantu menguruskan rumah tangga semasa ketiadaan kita. Tetapi mereka orang asing yang tidak tahu adat resam dan kebiasaan di rumah kita.
Tidak mungkin mereka tahu apa yang kita kehendaki sekiranya mereka tidak diberitahu apakah keperluan kita yang sebenarnya.
Selain persefahaman dan sedikit kesabaran, masalah yang dihadapi di antara majikan dengan pembantu rumah boleh diatasi dengan menentukan keperluan sebenar mereka di rumah kita.
Nyatakan dengan jelas sama ada mereka diperlukan untuk mengasuh anak-anak, mengemas rumah atau kedua-duanya sekali.
Pensyarah Psikologi di Institut Pembangunan Sumber Manusia (IPSM), Che Hasnah Che Musa berkata, ini penting bagi mengelakkan pembantu rumah dibebani tugas berlebihan. Kebiasaannya, jika mereka terlalu teruk dibebani tugas-tugas rumah tangga akan berkesudahan dengan pertelingkahan di antara majikan dengan pembantu rumah.
Che Hasnah seterusnya memberikan beberapa langkah yang boleh diambil bagi dijadikan panduan kepada mereka yang mempunyai pembantu rumah:
Sekiranya pembantu rumah diperlukan bagi menjaga anak-anak khususnya ketika ketiadaan kita, jelaskan kepadanya perangai setiap anak-anak kita.
Contohnya, tingkah laku anak sulung anda yang suka memanjat, Angah yang suka bergaduh dan si bongsu yang kuat menangis.
Mungkin anda boleh terangkan kepada pembantu rumah bagaimanakah caranya untuk melayani anak anda apabila berhadapan dengan kerenah mereka.
Anak-anak perlu diberitahu bahawa mereka akan ditinggalkan dengan pembantu rumah sambil mengingatkan mereka juga agar tidak menyusahkan pembantu rumah.
Sekiranya anak-anak tidak sihat, pembantu rumah perlu diterangkan secara terperinci khususnya tentang jenis-jenis ubat dan masa untuk memberikan ubat kepada anak-anak.
Menurutnya, kehadiran pembantu rumah sebenarnya lebih banyak mendatangkan manfaat jika digunakan dengan betul termasuklah mendisiplinkan anak-anak.
”Contohnya, pembantu rumah boleh mengajar anak-anak mematuhi peraturan dengan memastikan mereka tidur tepat pada waktunya di sebelah petang,” katanya.
”Pesan kepada pembantu rumah bahawa dia bertanggungjawab terhadap segala-galanya di rumah terutama sekali keselamatan anak-anak,” tambah Che Hasnah.
Menurut Che Hasnah lagi, mereka juga hendaklah menjaga anak-anak kita seperti anak, adik atau saudara mara mereka sendiri bagi menghindarkan sebarang kejadian yang tidak diingini.
Selain itu, terangkan kepada pembantu segala yang berkenaan rumah anda seperti cara-cara hendak mengunci pintu, mengendalikan barangan elektrik, menggunakan telefon dan sebagainya.
Pastikan juga mereka tahu kedudukan rumah anda sama ada ia terletak di kawasan taman perumahan, berdekatan dengan pusat rawatan, pasar atau pusat membeli-belah.
”Sebagai langkah keselamatan, anda perlu menegaskan kepada mereka supaya tidak sekali-kali membuka pintu dan membenarkan orang yang tidak dikenali memasuki rumah.
”Jika perlu, hubungi anda atau suami terlebih dahulu bagi mengenal pasti tetamu itu sebelum membenarkan mereka masuk,” katanya.
Mungkin selama ini anda tidak pernah bertegur sapa dan mengambil tahu tentang jiran tetangga tetapi kali ini anda perlu memperkenalkan pembantu rumah kepada jiran.
”Sekurang-kurangnya, apabila berlaku kecemasan, pembantu rumah anda boleh menghubungi mereka.
”Secara tidak langsung, amalan tersebut berupaya mengikis sikap individualistik yang ada dalam diri sebilangan masyarakat sekali gus meningkatkan semangat ukhuwah sesama mereka,” jelas Che Hasnah.
Tambahnya, sebagai manusia biasa, kita tidak pernah menduga apa yang akan berlaku di dalam kehidupan seharian seperti kebakaran, kemalangan dan sebagainya.
Justeru, majikan perlu menasihatkan pembantu rumah supaya sentiasa berhati-hati dan tidak mudah panik jika berlaku kecemasan.
Langkah seterusnya yang perlu bagi pembantu rumah tersebut ialah menghubungi anda, suami atau meminta pertolongan jiran dengan segera.
Satu cara yang paling berkesan serta memudahkan pembantu rumah ialah dengan menyediakan satu papan kenyataan dalam saiz yang agak besar dan di tempat yang senang untuk dibaca.
”Tuliskan nombor telefon anda, suami serta beberapa institusi lain yang penting seperti polis, bomba dan klinik untuk dihubungi jika berlaku kecemasan.
”Terangkan juga kepadanya cara-cara untuk mengambil pesanan telefon. Ia penting bagi memastikan maklumat yang diterima adalah tepat,” ujar Che Hasnah lagi.
Bagi mengelakkan masalah penggunaan telefon secara berlebihan, pembantu rumah juga perlu dimaklumkan awal-awal lagi supaya tidak menggunakan keperluan asas di rumah sesuka hati.
”Setiap orang ada kelemahan dan kelebihannya masing-masing,” kata Che Hasnah.
Justeru, sebagai majikan, kita perlu bertolak ansur dengan pembantu rumah yang tidak dapat dinafikan sedikit sebanyak telah meringankan tugas seharian di rumah.
”Mereka wajar dipuji jika diperhatikan berjaya menjaga anak-anak dengan cemerlang di rumah dan bukan itu sahaja malah turut mengemas rumah anda.
”Bawalah berbincang selalu dengannya demi mewujudkan satu suasana yang harmoni dalam keluarga kita,” ujar Che Hasnah.